Pemulung Dilarang Masuk

Hal yang paling menonjol didaerah perkotaan adalah adanya 'peringatan' khusus buat para pemulung yang bunyinya "Pemulung dilarang masuk". Tulisan ini sering ada di kompleks perumahan, jalan masuk kampung atau gang. Ehm kenapa ya masyarakat kota melarang pemulung masuk?

Warga yang memasang 'peringatan' tersebut menganggap bahwa pemulung adalah orang yang berkasta rendah sehingga kalau masuk kompleks mengurangi keindahan kompleks (berasa sampah), namun sebagian yang lain lebih mengutamkaan aspek keamanan. Beberapa maling yang menyamar menjadi pemulung atau pemulung yang memang maling memanfaatkan kesempatan waktu 'berkunjung' mencari barang bekas dengan  mencuri barang milik warga. 

Saya yakin, hanya beberapa pemulung yang melakukan hal itu. Saya malah lebih menganggap bahwa pemulung itu adalah pahlawan lingkungan. Dengan adanya pemulung, maka barang yang susah dihancurkan melalui proses alami seperti plastik bisa didaur ulang. Jadi harusnya kita berterimakasih kepada pemulung karena sedikit banyak mereka sudah menjadi bagian dari usaha membersihkan bumi dan bagian dari project 'green earth' tanpa mereka sadari. 

Saya memandang netral seorang pemulung yang mencari dan mengumpulkan barang barang bekas di tempat sampah atau di lingkungan tempat tinggal warga masyarat. Mengapa demikian? karena waktu saya kecil saya juga termasuk 'pemulung'. Dulu ketika saya masih SD, biasanya habis pulang sekolah mencari botol plastik bekas, besi tua, mainan yang rusak dan kardus yang sudah tidak terpakai dan ditukar dengan gula gula yang bernama 'jolali'. Kalau barang yang terkumpul banyak maka bisa kita tukar dengan layang layang atau mainan anak anak. Lumayan kan, ga merepotkan orang tua, tidak seperti anak sekarang yang bisanya merengek minta dibelikan mainan. 

Memulung menurut saya lebih baik ketimbang mengemis atau mengamen. pemulung membersihkan sampah dan ikut dalam program daur ulang. Penghasilan pemulung sebenarnya tidak banyak, namun kadang, hanya itu yang bisa dilakukan. Kadang, pemulung berada di stasiun atau terminal mengumpulkan botol plastik bekas dan dijual ke tengkulak dengan harga yang sangat murah. Coba seandainya kita menjadi mereka? apakah kita tega memasang peringatan 'pemulung dilarang masuk' hanya gara gara ada satu atau dua pemulung nakal?