Kejadian pengepungan gedung KPK oleh puluhan polisi dan provos merupakan
puncak dari perseteruan antara POLRI dengan KPK. Dulu, perseteruan pernah terjadi antara Susno duadji dengan KPK, sekarang para pejabat inti di POLRI ramai ramai melemahkan KPK dengan berbagai cara.
Kejadian semalam menurut versi polri adalah usaha penangkapan Novel, salah satu penyidik terbaik KPK yang ditugaskan oleh polri. Hal itu terkait dengan tindakan yang dilakukan Novel di era tahun 2004 silam. dimana dia dan timnya melakukan penganiayaan terhadap pencuri burung walet.
Banyak info beredar soal ini, namun dari pihak KPK mengatakan
kasus tersebut sudah selesai. Mari kita analisa alasan POLRI menangkap Novel
1. Novel adalah salah satu penyidik yang mengurusi Djoko Susilo. Ada kemungkinan, Novel adalah orang yang diincar polri karena lebih "loyal" kepada KPK ketimbang POLRI
2. Novel juga penyidik yang menangkap Bupati buol tersangka korupsi bersama Hartati
3. Novel jugalah penyidik yang melakukan penggeledahan di markas Korlantas. Penggeledahan ini berhubungan dengan Jendral Dojo Susilo.
Kata Bambang Widjojanto,
Novel adalah Penyidik terbaik di KPK, mungkin itulah salah satu hal kenapa dia dijadikan target penangkapan dengan dalih kasus tahun 2004 yang sudah selesai.
Bagi anda yang keluarganya polisi pasti tahu. mari kita analisa masalah penembakan terhadap tersangka. Setahu saya, untuk melatih tembakan, kadang polisi menyuruh tersangka kejahatan (perampok, maling,dll) lari. Lalu oleh polisi ditembak kakinya. Tentunya pihak tersangka tidak akan ditanya wartawan, justru pihak polisi seperti biasa akan mengabarkan kalau tersangka melawan makanya ditembak.
Kembali ke Novel, Polisi juga terkesan mengada ada tentang novel, jika dia memang bermasalah sejak tahun 2004, kenapa baru diperkarakan sekarang, pas kasus jendral polisi sedang ditangani KPK yang notabene nya posisi novel sebagai penyidik. Nah loh.
Alasan lain, kenapa tidak memakai model pemanggilan, tapi tiba puluhan polisi mengepung KPK dengan tujuan menangkap seorang penyidik persis sehari setelah si Jendral dojo di periksa KPK. Karena kita penonton, mari kita analisa dengan cara bodoh, kalau memang polisi yang benar, kenapa harus sekarang, kenapa harus mengepung KPK, kenapa ?
Ada juga info bahwa para penyidik dan keluarganya sering di teror oleh orang yang tidak dikenal. Diteror Orang yang tidak dikenal atau di terror "POLISI" ? itu sebenarnya sudah jelas.
Sebenarnya, Polisi menjatuhkan wibawanya sendiri. Kehormatan polisi sudah hancur lebur dihadapan masyarakat, apalagi dihadapan media. Polisi sudah habis. Kehabisan kata kata dan kehabisan cara dalam menutupi atau menghalangi usaha pengungkapan kasus SIM Simulator. Dalam bahasa manajemen, polisi mengambil keputusan karena Panik.
Anehnya lagi, Kapolri tidak diberi tahu soal pengepungan semalam? Apakah ada perpecahan di tubuh Polri? atau kapolri sudah tidak dianggap? atau di polisi juga ada kelompok kelompok yang saling berseteru satu sama lain.
Dampak dari hal ini citra polisi sudah hancur, sudah tidak bersisa lagi, saya cuman kasihan dengan polisi polisi jujur baik yang pangkatnya rendah, mereka hanya mengikuti perintah atasan. Tapi merekalah pihak pertama yang di cerca masyarakat, pihak pertama yang mengantisipasi kerusuhan, pihak pertama di lapangan Mereka kebanyakan polisi baik.
Saya pernah ditilang dan disuruh datang ke pengadilan karena saya tidak bisa datang, maka saya disuruh denda ditempat, namun karena uang saya cuma 17.000 maka polisi baik ini juga bilang "
Ya sudah gpp mas", dan pada saat yang bersamaan, ada bapak umur 60-an yang ikut terkena razia karena tidak punya SIM dan tidak memakai helm, namun pihak polisi juga dengan berbaik hati membiarkan bapak tua tersebut. Polisi masih punya hati karena polisi juga manusia .
Saya melihat polisi polisi ini baik baik, mereka hanya menjalankan tugas. Tapi justru para jendral dan para atasan polisi itulah yang sebenarnya harus dipertanyakan. Jika ada yang bilang, "A
lah polisi juga sama dengan preman, menarik uang keamanan di tempat usaha?". itu saya yakin juga karena atasan, bukan karena oknum, saya sendiri pernah jadi pengelola warnet dan polisi tiap awal bulan minta jatah. Dan ternyata ketika saya tanya ke Warnet lain juga sama, mereka dimintai uang keamanan kalau kita tanya lebih jauh, ada ga undang2nya? ada ga dasar hukumnya? sayangnya kebanyakan kita cuman manut, dari pada cari masalah dengan polisi.
Bos saya malah bilang,
" udah mas dikasih saja, daripada nanti warnet kita dirampok atau komputernya dicuri, polisi ga mau ngurus gimana?" Yup itulah potret polisi. Tapi marilah kita bersikap adil, tidak semua polisi koruptor, kadang mereka hanya mengikuti sistem dan tidak bisa keluar dari sistem, perintah dari atasan bersifat mutlak, benar salah itu belakangan, bukankah itu prinsip Polisi dan TNI? garis komando itu dari atas turun kebawah, siapa menolak perintah langsung maka dianggap membangkang!.
Polisi-polisi, citramu makin hancur saja. Saya cuman menghimbau, jangan menyamaratakan semua polisi, percayalah polisi itu justru banyak yang baik. Yang tidak baik itu ya para Jendral koruptor dan para perwira gendut yang memberikan perintah ke polisi polisi dengan jabatan rendah tersebut Naasnya polisi rendahan inilah yang sering kena caci maki dan semprotan pedas dari masyarakat bahkan terluka secara fisik saat menghadapi massa.
Sebagai penonton, mari kita menjadi penonton yang baik. Anggap saja perseteruan KPK dan Polri adalah film
action triller yang sedang kita tonton di bioskop, kita cukup diam dan nikmati "popcorn" dan sesekali tertawa karena cerita action triller ini ternyata lebih lucu dari pada film Warkop DKI. Mari sodara sodara, nikmati
popcorn dan minuman yang telah anda beli dan selamat menonton!.