Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label komunikasi

Kantor Pos, Dulu dan Sekarang

Kantor pos, sebuah tempat yang lebih berasa 'museum' daripada sebuah instansi. Dulu, pertama kali ke kantor pos waktu kelas 1 SMP, waktu itu sekitar tahun 1997, Begitu ramainya orang ke kantor pos, dari yang mo ngirim surat, surat kilat, telegram, wesel dan segudang urusan yang tidak jauh dari yang namannya surat. Bahkan salah satu mata pelajaran di SMP dan SMA kala itu ada cara cara menulis surat, telegram dan pelajaran semacamnya, tentunya guru juga mengajarkan untuk mencari sahabat pena dengan cara membaca majalah dan saling tukar nomor HP alamat pos dan saling berkirim surat.  tante saya sendiri suka sekali mengumpulkan perangko yang didapat dari sahabat pena. Ehm...sahabat pena? apa ya? ya  kalo sekarang teman Di Facebook yang tidak pernah kamu kenal, tau tau dah jadi Teman di FB. Ketika itu, muda mudi berpacaran jarak jauh dengan cara mengirim surat cinta yang kemudian dikumpulkan sebagai kenangan, tidak ada yang namanya SMS apalagi chating, beluma da Handphone saat

Budaya Kecam Mengecam

Apa syarat jadi seorang pemimpin atau presiden? Pintar, tegas, beriwibawa, berwawasan luas bijaksana dan bla bla bala...tapi ada satu syarat yang sepertinya kurang diperhatikan oleh banyak orang, yaitu Seorang pemimpin atau president harus bisa mengecam. Tadi saya iseng mencari di google dengan kata kunci "  presiden * mengecam *". Hasilnya, dari presiden Ahmadinejad, SBY dan Obama muncul di page one. Sebenarnya saya paling sebal dengan judul berita seperti ini, Presiden fulan mengecam negara A, presiden Alan mengecam negara B. Sudah bertahun tahun berita model ini ada, terutama jika terjadi peperangan, penaniyaan, ketidakadilan dan sebagainya. Kejadian paling sering ketika negara Adi daya dan negara maju seperti Israel melakukan serangan ke jalur gaza dan Amerika melakukan Agresi militer di Irak dan sekarang di Libya, sebagian besar kepala negara dan tokoh internasional maupun nasional akan menghiasi berita nasional dan internasional dengan kata "KECAM", "Meng

Teknik Berpidato

Pidato, khutbah, orasi atau apapun namanya mempunyai satu hal yang sama. Menyampaikan informasi/ide/pendapat ke banyak pendengar sekaligus secara bertatap muka. Jadi dari sini jelas bahwa penyiar radio itu sedang siaran, bukan sedang berpidato :D. Banyak orang tidak siap dengan pidatonya, atau kadang pidatonya yang disampaikan tidak sesuai dengan tema yang diberikan, di sisi lain ada orang yang karena hobi banget ngomong pidatonya sangat panjang dan menjenuhkan. Nah, disini saya akan jelaskan bagaimana teknik berpidato yang baik atau lebih umumnya berbicara didepan umum sehingga maksud dari pidato tersampaikan Hal hal itu adalah: 1. Berpenampilan seusai acara Perhatikan penampilan karena kita akan bertemu banyak orang, jika penampilan kita kurang rapi, dan wajah kita kusut, tentunya akan mengurangi wibawa dan respect dari pendengar. Jika acara resmi bisa menggunakan batik dan jika acara keluarga atau non resmi mungkin cukup dengan kemeja, namun untuk perkara perkara resmi  jangan samp