![]() |
Cagub Pilkada DKI 2017 |
Pilkada DKI 2017 tinggal 4 bulan lagi, dan saat ini kita sudah tahu ada ada 3 pasangan calon yaitu Ahok-Djarot, Anies-Sandiaga Uno dan Agus-Sylvina. Yang menarik dari pilkada jakarta ini sebenarnya bukan (hanya) karena 3 calonnya, tapi karena Tokoh besar di belakangnya. Tiga tokoh nasional di balik ketiga paslon ini adalah Megawati, Prabowo dan SBY. Kita akan melihat berbagai aspek dari 3 Cagub ini yang semoga bisa menjadikan gambaran kekuatan politik di pilkada Jakarta.
Ahok Djarot
Pada hakekatnya Ahok bukanlah Gubernur petahana karena Ahok mendapatkan status Gubernur disebabkan Jokowi Jadi Presiden. Artinya, Elektabilitas Ahok waktu berpasangan dengan Jokowi berbeda dengan Sekarang. Ingat, dulu faktor Jokowi sangat berperan dalam kemenangan di Jakarta.
Prediksi saya pribadi, Ahok akan mudah melenggang ke putaran kedua karena dukungan media yang dimiliki oleh pimpinan Nasdem dan Golkar (MetroTV dan TV One) serta berbagai TV lain yang memang terang terangan memberitakan hal hal positif seputar Ahok ( Sebut saja Kompas, KompasTV , liputan6.com) dan media besar lainnya yang sahamnya banyak dimiliki oleh etnis tertentu. Seperti juga Jokowi, jika tim sukses Ahok dan Media bisa mempengaruhi opini publik dan menepis hal hal negatif seputar Ahok, maka mudah saja bagi ahok untuk menghadapi pilkada ini.
Walaupun Ahok terkenal tegas, namun hal yang merugikan pasangan ini sangat banyak karena Ucapan atau perbuatan Ahok sendiri. Contohnya ucapannya yang cenderung menghina, menggunakan kata kotor dan cenderung bertentangan dengan Umat islam di jakarta akan menjadi hal berat untuk pilkada Ini. Sisi Positifnya, Ahok di dukung Golkar dan PDIP, PDIP adalah pemenang Pemilu tahun 2014 sehingga jika pemilih PDIP memilih Ahok, maka hampir dipastikan Ahok akan masuk putaran kedua dengan Mudah walaupun terkena berbagai masalah.
Hal yang menjadi beban Ahok adalah berbagai ucapannya yang membuat elektabilitasnya turun, misalkan komentar ayat al-maidah ayat 51, tersandung atau lebih tepat terserempet kasus korupsi Sumber waras, tanah cengkareng dan Kasus Reklamasi. Ahok juga sudah pasti dibenci rakyat kecil yang kena gusur yang secara otomatis orang kecil yang kena gusur ini menjadi ladang pencitraan bagi calon lainnya dengan mengatakan Ahok tidak pro rakyat.
Hal negatif lain dari ahok adalah ketidakkonsistenannya pada ucapannya sendiri, terlihat Ahok sekarang mencla mencle dengan ucapannya, dulu pingin maju Independent, sekarang akhirnya di usung partai, dulu menghina partai sekarang mengemis kepartai. Dulu Bilang ga mau diatur partai, sekarang di bungkam Megawati. Tapi sekali lagi kalo Media media punya etnis tertentu memang pro Ahok dan memberitakan hal hal positif Ahok secara habis habisan ya kemungkinan menang tetap ada bagi Ahok.
Anies - Uno
Anies - Uno juga merupakan pasangan yang tidak terduga, pada mulanya Gerinda dan PKS ingin menjadikan Sandiago jadi Cagub, namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Uno mengalah , rela jadi Cawagub dan Anies Baswedan menjadi Cagub dari Gerinda-PKS. Yang menarik disini adalah Anies baswedan yang dulu cukup berpengaruh dalam kemenangan Jokowi dan berbagai komentar negatifnya ke Prabowo. Namun pemilihan Anies bukan tanpa sebab, Anies adalah tokoh muda cerdas, berpendidikan pernah ikut konvensi Calon presiden partai Demokrat dan pernah menjadi Menteri Pendidikan. Artinya Anies ini bukan tokoh lokal, tapi Tokoh Nasional, harapannya jelas Anies mampu menarik pemilih muda dan berpendidikan.
Hal lain mengapa Gerinda- PKS memilih berpisah dari koalisi kekeluargaan yang dipimpin Demokrat adalah (ini pendapat saya pribadi) karena Prabowo tidak ingin melakukan kesalahan dua kali dengan membesarkan Anak Macan. Pilpres 2014 menjadi pelajaran berharga bagi prabowo, Jokowi tidak disangka mengalahkan dirinya yang dulu membesarkan namanya di jakarta. Apalagi sejauh ini, Prabowo dan SBY walaupun bukan musuh, namun mereka juga punya pendirian dan pola pikir yang berbeda. Makanya jangan heran jika Gerinda membuat koalisi sendiri.
Kekuatan besar dari pasangan ini selain Anies yang tokoh nasional dan santun dalam berbicara adalah Kader kader PKS yang terkenal ulet dan Militan. Gerakan tarbiyah mereka di kampus kampus dan anak muda PKS memang luar biasa. Masih ingat dulu sebelum Pemilu 2014, ketua PKS kena kasus korupsi dan para pengamat bilang bahwa PKS tidak akan mampu mencapai treshold 3.5% ? Ternyata PKS mampu berada di posisi 7% ini sungguh luar biasa. Artinya jika PKS dan para kader Gerinda bahu membahu bergerak dari akar rumput, bukan tidak mungkin Pasangan ini jadi pemenang pilkada, kenapa? seandainya mereka masuk putaran kedua melawan Ahok, hampir dipastikan suara pemilih Agus-sylviana akan mengalir ke Anies-Uno.
Yang terakhir adalah Faktor Dana, Saya pikir, partai ini tidak akan kekurangan dana, apalagi Uno adalah seorang pengusaha dan gerakan "Iuran Infak Partai" dari PKS pun sangat dipatuhi kadernya. Kekurangan dari partai ini yang paling nampak adalah mereka tidak punya Media. Jadi sebagus apapun program mereka, jika media yang mendukung mereka tidak sebesar yang dimiliki Ahok, akan susah mendulang suara. Ini sepertinya juga sedang dipikirkan oleh petinggi partai.
Agus Sylvina
Agus Harimurty Yudhoyono adalah Anak dari Presiden SBY, Beliau rela meninggalkan dunia militer dan terjun ke dunia Politik. Terang saja banyak yang kaget karena karir militer Agus bagus dan salah satu calon Jenderal masa depan. Namun sepertinya SBY punya pandangan Lain. SBY berpikir bahwa untuk menjadi Seorang jenderal masih lama sedangkan SBY butuh penerusnya di bidang politik. Bagaimana dengan Ibas? kenapa bukan ibas? Menurut saya pribadi, Ibas kurang punya wibawa jika lawannnya adalah Anies dan Ahok.
Selain itu, SBY juga bukan orang bodoh, Jika Agus Gagal, Minimal masyarakat Indonesia sudah mengenalnya, jika gagal pun SBY (kemungkinan) bisa menjadikan Agus sebagai ketua partai Demokrat atau Jadi caleg di DPR untuk kedepannya. Ingat SBY sedang membangun kembali dinasti Cikeas. Pengaruh SBY masih besar dimata Rakyat Indonesia. Makanya jangan heran walaupun Agus orang baru di politik namun saat di Poling oleh lembaga survey sekitar bulan September (kurang dari 1 bulan sejak di calonkan) dia sudah mendapat point sekitar 20%. Awal yang cukup bagus.
Di lihat dari Demografi di Jakarta, Agus Sylvina adalah pasangan paling ideal karena beberapa hal diantaranya dari sisi gender sudah mewakili Laki-laki Perempuan. Dilihat dari suku sudah mewakili Jawa - Betawi, Dilihat dari latar belakang profesi sudah sangat pas yaitu Militer-Birokrat.
Dilihat dari Partai pengusung juga sudah cukup mewakili masyarakat. Calon ini didukung Demokrat, PPP, PAN dan PKB. SBY memang Cerdas, Yang di kejar dari SBY adalah Masa Muslim dari NU dan Muhammadiyah. Kenapa? karena basis masa PPP dan PKB adalah Warga NU sedangkan Basis Masa PAN adalah Muhamadiyah. Di sisi lain 3 Partai itu juga merupakan partai Islam atau partai berbasis Masa Islam.
Mungkin bagi yang pesimis akan bilang, Agus terlalu cepat di orbitkan, pasti kalah dengan Ahok atau Anies. Tidak Juga, perhatikan kasus Pilkada Sumatra Utara, Gubernur Terpilih tahun 2013 adalah Gatot Pujo Nugraha Orang JAWA yang bisa MENANG di Propinsi Batak ataupun Jokowi yang menang melawan Foke di propinsi Betawi. Sekali lagi. SBY bukan orang bodoh, tidak heran Presiden ke enam ini disebut Jendral Pendiam yang cerdas dan matang dalam mengambil keputusan.
Yang menarik Disini, jika Seandainya Agus bisa masuk putaran kedua, hampir dipastikan pemilih Anis- Unno juga akan beralih ke Agus. Memang SBY benar benar Ahli strategi pokoknya.
Ok, sampai sini ulasan dari saya. Semoga bermanfaat!
Jika anda Warga Jakarta, siapa yang anda pilih?