Analisa Hasil debat Capres kedua 15 Juni 2014

Tulisan ini membahas hasil debat capres 15 juni, untuk analisa debat capres 22 JUNI, silahkan klik disini.

Debat malam ini terasa benar benar berbobot dari dua belah pihak. Walaupun tidak ditemani cawapresnya, keduanya bisa menyampaikan dengan lugas tentang gagasan dan ide tentang ekonomi kerakyatan, pekerjaan, investasi dan rencana pembangunan infrastruktur kedepan.

Debat kali ini juga cukup mantap karena suasana terasa lebih cair, prabowo bisa lebih mengendalikan suaranya, emosinya lebih stabil. Jokowi pun demikian, kualitas bicaranya jauh meningkat walaupun tidak ada JK. Intinya dari pembawaan dan gaya bicara sudah cukup baguslah. Jika dibanding pidato waktu pemilihan nomor urut, kualtias pidato jokowi ada peningkatan drastis, saya yaki nih GURU jokowi itu anies baswedan.

Sekarang mari kita bahas point point penting dilihat dari dua sisi beserta kekurangan dan kelebihannya.

Ekonomi rakyat 
Masalah ekonomi rakyat ini, jokowi lebih fokus ke masalah pasar dan PKL, itu tidak lepas karena peran jokowi sebagai bupati dan gubernur yang berhadapan langsung dengan PKL dan pasar. Prabowo di sisi lain lebih fokus ke kebijakan pertanian mengingat sebagian besar rakyat kita adalah buruh, tani dan nelayan.

Untuk point kerakyatan ini, dua duanya justru saling melengkapi. Prabowo dengan pertaniannya dan jokowi dengan perdagangannya. Namun yang perlu disinggung adalah pembukaan lahan yang disampaikan oleh prabowo tidak membahas masalah transmigrasi dan sebaran penduduk. harusnya prabowo menyinggung pembukaan lahan, otomasis juga berhubungan dengan transmigrasi, di jawa, tanah sempit namun buruh tani sangat banyak, di luar jawa tanah luas namun buruh tani sedikit. Ini yang kurang disinggung oleh prabowo.

Yang kedua, masalah kerusakan lahan, saya pikir prabowo kurang pas menyampaikan lahan yang rusak dijadikan lahan pertanian, saya lebih sepakat jika sebagian lahan yang rusak dikembalikan fungsinya sebagai hutan lindung atau perkebunan rakyat dan sebagian buat pembukaan lahan baru.

Jokowi disisi ekonomi kerakyatan juga berpandangan terlalu sempit, ekonomi rakyat itu kan luas, bukan hanya masalah PKL dan pasar. Jokowi juga tidak menyinggung masalah Mall dan toko modern, dan sayangnya pabowo juga tidak menanyakan apa kebijakan jokowi tentang toko modern yang menggerus toko kelontong dan pasar tradisional? point ini bener bener lepas dari prabowo.

Pendidikan dan kesehatan 
Untuk masalah pendidkan, prabowo mencangankan wajib belajar 12 tahun dengan biaya negara (artinya wajib 12 tahun gratis) dengan penambahan anggaran 40 trilliun untuk merealisasikannya, sementara di bidang kesehatan, prabowo lebih fokus pada peningkatan pendapatan bagi para pekerja dibidang kesehatan seperti dokter ,perawat atau bidan.

Untuk anggaran wajib belajar 12 tahun, cukup realistis jika butuh anggaran 40 trilliun, anggaran ini bisa didapat dari kebocoran anggaran negara atau pemotongan subsidi yang juga diamini oleh jokowi. Namun di sisi kesehatan, prabowo hanya fokus ke masalah gaji dan UANG. Meningkatkan kesejahteraan itu penting, namun kenapa tidak dibahas masalah obat murah, atau subsidi buat rumah sakit terutama swasta sehingga tidak ada lagi rumah sakit menolak pasien karena tidak mampu. Rumah sakit swasta cukup banyak diindonesia, harusnya ada anggaran buat RS Swasta ini,, menngingat biaya operasional rumah sakit memang murni dari tarikan biaya pasien. Jadi, jangan salahkan RS kalau menolak pasien, karena bayar obat, dokter dan alat alat kesehatan itu juga butuh dana. Poin ini tidak dibahas oleh prabowo.


Sementara di kubu jokowi, mengandalkan kartu indonesia sehat dan kartu sejenis untuk pendidikan (mungkin maksudnya jokowi itu kartu untuk rakyat tidak mampu sekolah). intinya, jokowi fokus ke dua kartu itu.

Tidak salah dengan kartu itu, masalahnya ide JOKOWI sudah diimplementasikan oleh SBY dengan program BPJS sejak 1 januari tahun 2014 ini. Jadi buat apa kartu jakarta sehat di 'nasionalisasi'? ,SBY bisa ketawa dengar penjelasan jokowi.

Untuk masalah pendidikan, sepertinya jokowi dan Prabowo sepakat bahwa pendidikan 12 tahun wajib itu adalah bagus, dan keduanya sepakat anggaran bisa diambil dari pemotongan subsidi BBM.

Ekonomi kreatif 
pertanyaan jokowi ini benar benar menohok ke Prabowo, saking fokusnya prabowo ke pertanian, prabowo tidak siap dengan peranyaan seperti ini, bahkan prabowo tidak paham tentang ekonomi kreatif itu sendiri. Jawaban prabowo tidak mengena. Jokowi lebih menguasai masalah ini mengingat jokowi dekat dengan pelaku ekonomi kreatif seperti desainer, musisi, aktor atau perajin.

Pabowo sepertinya baru paham ekonomi kreatif setelah dijelaskan oleh jokowi dan baru jawaban prabowo mendukung tentang ekonomi kreatif dengan memberi contoh anaknya. Prabowo juga cukup elegan menjawab pertanyaan ini dengan mendukung ide bagus jokowi dan 'menyalahkan' tim suksesnya. Prabowo bersikap kesatria dengan menghargai ide dari lawannya. Ini merupakan sikap yang sangat baik dan sangat diapresiasi, bahkan pendukung jokowi di twitter pun mengapresiasi dukungan prabowo . Dengan bahasa tweet "prabowo aja dukung jokowi". Nah ini contoh debat yang mendidik, tujuannya bukan menang, tapi mencari solusi dari permasalahan bangsa.

Pemerintahan Daerah 
Lagi lagi, jokowi fokus menanyakan hal hal seputar pemerintahan daerah dengan beberapa singkatan seperti TPID, DAK,dan DAU. tampak sekali jokowi punya pengalaman disini, karena itu istilah yang tidak asing bagi dia. Disatu sisi, tampak jokowi memanfaatkan pengelamannya selaku kepala daerah. Ini positif dan sekaligus negatif, kenapa? karena jokowi terlalu fokus keperkara teknis, benar saja kata tim prabowo, jokowi seperti midle manager, bukan top manager. Ini juga terlihat bahwa wawasan jokowi hanya fokus ke internal dan teknikal di daerah bukan ke level visi misi dan pandangan seorang top manager.

Disatu sisi, prabowo yang tidak paham dengan pertanyaan jokowi inipun juga bisa dianggap ketidaksiapan prabowo dalam debat, perlu dimaklumi karena prabowo berlatar belakang militer, namun sangat disayangkan jika prabowo tidak mengerti pemerinahan daerah. Walaupun memang kontrol daerah juga ada dikepala dearah, seoang pimimpin juga harus berwawan luas, TIM prabowo harus memberikan pemahaman dan masukan tenang berbagai isu didaerah, istilah di pemerintahan daerah, strukur pemerintahan, badan kerja dan sebagainya.

Investasi Asing dan renegoisasi kontrak karya
Prabowo mengkalrifikasi bahwa dia akan menasionalisasi aset, disini prabowo menjelaskan bahwa dia tidak anti asing dan investasi asing, yang ditekankan prabowo adalah masalah saling menguntungkan, perusahan asing untung, tapi pemerintah harus untung juga dong. Intinya disitu, sayangnya prabowo tidak menyebut merek seperti FREEPORT. indonesia hanya dapat royalti 1% dari pendapatan freeport. setahu saya indonesia dapat 1.5Triliun /tahun. Artinya freeport dapat hampir 150T selama setahun, anggaplah itu dikurangi biaya, pajak dan lain lain, freeport masing bisa untung jauh diatas 50Triliun. Inilah salah satu poin yang disebut prabowo sebagai kebocoran 'kekayaan negara'.

Jokowi menanggapi masalah kontrak bahwa jika kontrak karya atau kontrak dengan perusahan asing itu perlu dihormati, ga mungkin tiba tiba kita nasionalisasi seperti di amerika latin. Point jokowi bagus dalam hal ini, namun di point selanjutnya masalah investasi asing di indonesia, terutama masalah perbankan, jawaban jokowi kurang greget, jokowi bilang :"kita akan mempersulit investasi ". saya tahu maksudnya agar industri lokal tidak kolap karena ada perusahaan asing, kita harus membuat aturan yang intinya menyeimbangkan investasi asing jangan sampai investasi asing merusak iklim investasi anak negeri. Itu intinya, namun kalima jokowi kurang pas ditelinga dan bisa ditafsirkan macam macam.

Bocor vs Kartu
Dua kata ini adalah kata 'ajian' yang paling sering muncul. Prabowo dengan bocornya dan jokowi dengan kartunya. Saya berharap tim masing masing capres lebih kreatif lah memberi masukan. Secara pribadi saya tidak yakin kebocoran negara sampai 1000Triliun seperti kata prabowo, saya memperkiraan dibawah kisaran itu, itu pun idak jelas darimana bocor 1000 triliun itu, harusnya jokowi tadi nanya bisa dirinci ga bocornya dimana saja kok sampai 1000Triliun.

dipihak jokowi juga bentar bentar KARTU, duh pak, program anda itu sudah dijalankan SBY dnegan BPJSnya, siapaun yang jadi pemimpin, anggaran pendidikan dan kesehatan sudah kuat pondasinya, SBY sudah memberi pondasi yang bagus, kesehatan dan pendidikan tidak sebatas kartu loh pak. !coba masalah kesehatan selain berobat gratis itu ada masalah obat murah, bantuan rumah sakit, pendirian puskesmas dan rumah sakit didaerah terpencil, kesahatan ibu dan anak, bagaimana cara menurunkan angka kematian ibu dan anak, bagaimana masalah sanitasi di rumah pendudukmiskin, bagaimana masalah obat import, bagaimana masalah halal haramnya suatu obat, bagiamana masalah pendidikan dan komersialisasi pendidikan yang menjadi jadi diperguruan tinggi, kenapa nih dua capres ga ada yang bahas hal itu, fokusnya cuman BOCOR VS kartu.  untuk kebocoran 1000 triliun akan saya bahas secara terpisah.


Kalimat penutup
Kalimat penutup prabowo sangat elegan, terarah dan jelas serta menyebut sebagian besar pekerja menengah kebawah seperti petani ,nelayan, buruh aoutsourcing termasuk untuk disabilitas dan meminta dukungan untuk bisa menjadi RI -1, sangat elegan, menarik simpati dan bahkan lutut panjaitan bilang "Retorika" prabowo memang diakui lebih bagus ketimbang jokowi.

Sementara itu, jokowi kurang pintar menutup kalimat penutup, padahal kalimat ini harusnya dijadikan rangkuman isi debat dan program kerjanya. Sepertinya Anies baswedan dan tim jokowi harus mengajari jokowi cara bepidato dan teknik menyusun kalimat agar terdengar menarik dan MAMPU menarik simpati dari masyarakat awam.

Secara keseluruhan, dua duanya cukup bagus dalam bedebat, terbuka, terlihat cair dan tidak tegang serta ada suasana persaudaan sesama bangsa indonesia. Semoga debat selanjutnya makin bagus dan semoga pemimpin indonesia siapapun itu, bisa mengangkat ekonomi rakyat indonesia, menjadi tuan dinegeri sendiri dan menjadi negara makmur yang berwibawa!