Polemik Anggaran Kementerian Pertahanan

 Dokumen Rencana Perpres yang berisi rencana Pembelian  Alat Peralatan Pertahanan dan keamanan (Alpalhankam) senilai 125 Milyar dollar atau senilai 1750-an Triliun  selama  4 Tahun ke depan membuat geger media . Banyak yang beranggapan terlalu berlebihan, namun bagi saya sendiri, Hal ini sangat realistis mengingat sudah saatnya peremajaan alat pertahanan sehingga tidak terjadi lagi kematian sia sia dari prajurit TNI yang disebabkan karena kecelakaan akibat menggunakan perangkat yang sudah seharusnya masuk museum. Hal yang lebih penting, Indonesia mampu menjaga NKRI dan  menjalankan Politik Luar Negeri yang Benar benar bebas aktif di tengah persaingan China dan Amerika Serikat. 

Silahkan lihat penjelasan Dahnil Simanjuntak selaku Juru Bicara Menteri Pertahanan yang saya ambil dari tweet Beliau yang kemudian saya satukan di bawah ini . 

Jika melihat presentasi di atas, artinya setiap tahun pemerintah harus menganggarkan 25-30 Milyar Dollar per tahun atau sama dengan anggaran Kemenhan naik 3x lipat selama 4 tahun ke depan. Sekedar informasi anggaran Kemenhan tahun ini hanya 9.2 Milyar US Dollar atau setara 136 Triliun sementara itu anggaran Singapura saja sudah daitas 10 Milyar USD . Anggaran yang 9.2 Milyar USD ini masih dibagi ke kementerian pertahanan, TNI AL, TNI AD dan TNI AU termasuk membayar gaji tentara, tentunya sangat kecil. 

Namun pertanyaannya adalah apakah mampu memenuhi itu? kalau mengandalkan APBN sepertinya tidak mampu karena Pajak kita tahun 2019 ( era sebelum pandemi ) saja hanya 1300 Triliun. Dari mana dana 1700-Triliun didapat kalau tidak dari hutang? Nah dari sinilah permasalahannya. Namun kementerian berencana melunasi hutang ini selama 25 Tahun ke depan. Di gambarkan oleh Juru bicara Prabowo bahwa ini mirip KPR, kita beli rumahnya dan langsung kita pakai lalu kita cicil selama 25 Tahun.  

Hal yang perlu disoroti adalah jangan sampai Negara pemberi pinjaman nanti justru malah mendikte kita dari sisi pertahanan dan kebijakan luar negeri.  Nah saya pikir itu perlu kajian lebih lanjut. saya yakin semua rakyat Indonesia setuju agar pertahanan Indonesia di perkuat, Namun jika dananya dari hutang maka memang perlu dipikirkan bagaimana caranya agar hutang itu justru tidak menjadi alat negara Kreditur untuk mendikte  Pertahanan dan kebijakan Luar negeri Indonesia. 

Jika dilihat dari kekuatan Indonesia baik dari sisi anggaran ataupun SDM, memang kita sangat jauh di bawah negara lain. Sebagai gambaran, walaupun secara luas wilayah Indonesia bertengger di nomor 15 dan jumlah penduduk Indonesia masuk empat Besar dunia, namun secara Anggaran Militer untuk tahun ini saja Indonesia di urutan 31 di bawah Isreal, Taiwan bahkan masih kalah dari singapura, negara terkecil di ASEAN . Selain itu, dari website GlobalFirePower.com, kekuatan militer Indonesia di berada rangking 16. Sangat menyedihkan, mungkin itu yang dilihat seorang Prabowo. 

Saya pribadi setuju dengan rencana ini mengingat luasnya wilayah Indonesia dan Ancaman perang di laut China selatan. Insya Allah ketika Militer kita kuat, diplomasi kita juga makin kuat dan negara lain akan segan ketika mau merongrong NKRI dan mencampuri urusan dalam negeri kita. 

Pendidikan Penting, Kesehatan penting, mengurangi Kemiskinan juga penting, namun Tanpa Pertahanan yang kuat kita akan diremehkan oleh negara lain yang efeknya berbahaya bagi NKRI , diplomasi luar negeri kita akan lemah dan kebijakan luar negeri kita tidak bisa benar benar bebas aktif.

Jika Rencana Prabowo disetujui oleh Presiden dan DPR,  saya yakin mimpi Indonesia Kembali menjadi MACAN ASIA seperti di era 60-an akan terwujud di era Prabowo.