Hanya kecurangan yang bisa mengalahkan Jokowi

beberapa hari ini, banyak sekali berita dan kabar tentang statement dari para pro jokowi JK yang intinya adalah "hanya kecurangan yang bisa mengalahkan jokowi JK".

Statemen ini datang dari Hayono Isman linknya ada di youtube dan bisa dilihat disini . UCapan kedua datang dari seknas jokowi beritanya dimuat di tribun bisa dilihat disini. Statemen lain datang dari Budi Arie Setisadi, ketua projo, beritanya ada disini.

Apakah ada yagn salah statemen diatas? Ya, sangat jelas dan sangat membahayakan demokrasi di indonesia. Kalimat ini seakan akan sudah menunjukan jokowi menang pilpres WALAUPUN PILPRES 9 JULI BELUM DI MULAI. Padahal kenyataannya lembaga survey sebagian mengatakan prabowo unggul, sebagian lagi jokowi  unggul, selisihnya bahkan dibawah 5 persen. Artinya kalimat ini bisa memprovokasi relawan dan pemilih pro jokowi yang jika nanti Jokowi kalah, mereka "SUDAH MEMASTIKAN" karena di curangi.

Hal ini sebenarnya sangat disayangkan, para tim kampanye yang harusnya menenangkan malah justru membuat statemen tanpa dasar yang meresahkan. Jika pemilu dilaksanakan bulan maret kemarin, saat elektabilitas jokowi sedang tinggi tingginya, pernyataan ini masih dimaklumi, namun sekarang ?

hasil lembaga survey 
Yang menarik dari survery adalah ,saat pasangan no 1 di unggulkan, maka secara serta merta pendukung NO 2 teriak survey bayaran, survey palsu dan seterusnya, begitu juga sebaliknya. Namun survey yang benar pasti mengikuti pola survey yang lain dengan margine error 2-3%.

Sekarang mari kita lihat ringkasan survey yang di gembar gemborkan oleh dua pihak




 Perhatikan tanggal survey di masing masing bagan. jika anda pendukung jokowi, silahkan anda bisa mengatakan itu survey bayaran atau apa. lihat sumbernya? okezone.com. nah sekarang mari kita lihat survey yang dipasang di detik.com, media yang pro jokowi.  ada 7 lembaga yang memenangkan jokowi di survey. Tapi yang perlu dicatat, survey yang dipasang di detik.coma adalah survey akhir mei dan awal juni 2014. 


Sekerang perhatikan waktu rilis  survey yang dipasang di DETIK.COM  ini dengan survey yang memenangkan prabowo hatta yang diambil dari OKEZONE. Kebanyakan hasil survey yang memangkan prabowo hatta adalah suervey awal juli 2014, sedangkan survey yang menangkan jokowi itu survey akhir mei dan awal juni. Ini harus diperhatikan, kalau anda mau membantah silahkan tapi gunakan data fakta.

Survey terbaru (7 juli 2014) dari LSI yang dimuat detik.com mengatakan bahwa jokowi unggul 3.6% dan dalams survey dinyatakan bahwa masih ada 7% yang belum menentukan pilihan alias swing voter. Artinya, jika survey ini benar, prabowo masih mungkin menang jika lebih sebagian besar swing voter memilih prabowo, hal lain yang perlu diingat adalah margin error sekitar 2% yang artinya survey bisa mengalami kesalahan 2% disini bisa berarti jokowi unggul 3.6% atau cuma unggul 1.6%. Faktor error dalam penelitian juga berpengaruh.

Tanggapan presiden SBY 
SBY dalam salah sesi wawancara di youtube sangat heran dengan tuduhan kecurangan karena partai pemerintah berada dipihak prabowo hatta. SBY heran apakah jaman sekarang masih mungkin memberi instruksi pada jajaran pemerintahan dari pusat sampai TPS mengingat kepala daerah itu berasal dari berbagai partai. Ingat, yagn namanya pemerintah daerah itu gubernur dan jajarannya dan bupati serta jajarannya. Jika pemerintah melakukan instruksi untuk memenangkan No 1, jelas kepala daerah yang berasal dari PKB dan PDIP tentu tahu. Berpikir yang cerdas lah!

SBY merasa ada yang tidak siap kalah, beliu memberi contoh, dia dulu kalah jadi cawapres saat bersaing dengan hamzah has di MPR , beliau legowo, partai demokrat juga kalah di pileg, presiden SBY juga legowo, apa tidak bisa pendukung nomor 1 dan 2 bersikap legowo. BUKANKAH SANGAT ANEH BILANG HANYA KECURANGAN YANG BISA MENGALAHKAN JOKOWI padahal Pemilu presiden saja belum dimulai? Berpikir cerdaslah, video bisa anda lihat dibawah ini.


Statement jokowi hanya bisa dikalahkan dengan kecurangan ini sangat disesalkan, mengingat kalimat yang diulang ulang seperti ini akan tertanam pada pembaca dan pendengar bahwa jokowi tidak bisa kalah, jokowi pasti menang, jika jokowi kalah pasti dicurangi. Bukankah ini berbahaya!

Akan lebih bagus jika memang jokowi nantinya kalah, cek data dan fakta dilapangan, apakah ada pelanggaran, bukankah masing masing TPS ada saksi, masing masing saksi punya data total pemilih jokowi dan bisa dilaporkan ke tim sukses jokowi secara bertahap (dari tps->desa->kecamatan-Kabupaten->propinsi ->tim sukses). Ini yang namanya data internal. Jika memang data internal tidak ada kecurangan jokowi juga kalah , apa mau terus bilang jokowi dicurangi? perpikirlah rasional dan jangan emosional.

Tulisan ini saya tulis sebelum 9 juli dengan harapan, para pendukugn prabowo atau jokowi legowo jika memang jagoannya kalah, dan jika anda melihat kecurangan LAPORKAN!. semoga bermanfaat!