Langsung ke konten utama

Solusi Untuk Rohingya Myanmar



Beberapa hari ini, berita tentang rohingnya kembali mencuat di media masa, apalagi di media Sosial. Bagi yang belum begitu paham, permasalahan utamanya adalah suku rohingya tidak dianggap suku resmi di negara myanmar. Rohingya dianggap orang Bangladesh yang dulu dipekerjakan oleh inggris di Myanmar dan bukan bagian dari suku asli Myanmar. Oleh karena itu menurut undang Myanmar mereka dianggap warga yang tidak punya kenegaraan. Namun sejarah berkata lain, silahkan baca wikipedia dengan judul artikel  Rohingya People.



Karena tekanan dari Pemerintah Myanmar yang tidak mengakui Rohingya sebagai bagian dari warganya, maka tindakan diskriminasi dilakukan oleh pemerintah selama puluhan tahun, Rohingya dibatasi hak-haknya termasuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan, bahkan ruang gerak mereka saja di batasi. Lucunya lagi di sensus terbaru Myanmar tidak lagi menyebut mereka Rohingya tapi Bengal ( untuk menjustifikasi bahwa mereka itu warga asal bangladesh). 

Lalu munculah gerakan  Harakah Al Yakin (ARSA) yang dipimpin oleh Atta Ulah  yang menyerang pos-pos Polisi dan Militer di perbatasan karena mereka tidak tahan dengan tindakan "genocida" yang dilakukan oleh pihak militer dengan membakar Rumah penduduk rohingya dan mengusir mereka dari rumah rumah bahkan yang terbaru, mereka melakukan tindakan biadab dengan melakukan pembunuhan dan pembantaian masal (baca link ini) . Dari kesaksian para pengungsi, Militer memang sengaja membakar rumah-rumah penduduk agar mereka mengungsi ke negeri tetangga Bangladesh dan jika mereka kembali mereka kan dibunuh. 

Sudah banyak pihak yang mengecam tindakan Myanmar yang dipimpin oleh Suu Kyi yang dulu pernah mendapat nobel perdamaian yang ternyata sekarang tampaklah wajah aslinya. Suu Kyi yang dulunya menggembar gemborkan Demokrasi dan HAM Sekarang justru melakukan pelanggaran HAM dan Demokrasi disana.

Maka sebagai seorang muslim dan sebagai seorang MANUSIA biasa saya memberikan ide solusi untuk masalah Myanmar ini dan berharap Para tokoh nasional, Politisi, Ulama, Pemerintah dan pemimpin negeri ini membaca artikel ini dan bisa menjadi masukan untuk ikut serta menyelesaikan konflik Myanmar.  Solusi bisa di mulai dari mencabut Nobel perdmaian Suu Kyi, memberi bantuan pengungsi di Bangladesh dan Menggunakan Jalur diplomasi dan Organisasi Internasonal untuk menekan Myanmar agar mengakui Rohingya sebagai warganya atau minimal memperlakukan mereka sebagai Manusia. 

Cabut Nobel Perdamaian Suu Kyi

Salah satu cara menekan Pemerintah Myanmar dengan mencabut Nobel perdamaian si Suu Kyi yang akan membuat citra myanmar buruk dan tekanan ini berharap Suu kyi bisa lebih bijak dalam menangani Rohingya.

Memberi bantuan Pengungsi di perbatasan Bangladesh

Negara negara  muslim sudah seharusnya memberi bantuan pada Bangladesh yang kebanjiran Pengungsi. Bangladesh sendiri sudah kelebihan penduduk yang membuat negera ini berat menerima pengungsi. Maka sudah seharusnya bantuan internasional tidak di salurkan lewat Myanmar karena bisa jadi tertahan oleh pemerintah atau militer disana. Yang lebih pas adalah memberikan bantuan lewat pemerintah Bangladesh sehingga negara tersebut tidak terlalu berat menampung pengungsi.

Jalur Diplomasi dan Organisasi Internasional

Boikot dan Putus Hubungan diplomatik, Kerjasama dan Perdagangan.

Jika memang dunia internasional benar benar peduli dengan Rohingya, cara termudah adalah memutus jalur diplomasi dnegna Myanmar dan Memutus semua transaksi perdangan dan kerjasama dengan negara ini. Jika ini dilakukan minimal oleh Negara ASEAN saja, saya yakin Myanmar akan tunduk untuk memperlakukan Rohingya sama dengan warga myanmar lainnya terutama hak yang paling mendasar yaitu hak untuk hidup dan bebas menjalankan keyakinannya, mendapat pendidikan, dan mendapatkan pekerjaan yang layak serta Hak berpolitik di Negara myanmar.

Mendukung perjuangan ARSA.

Baik secara sembunyi sembunyi ataupun terang terangan, sudah seharusnya negara negara islam mendukung perjuangan kelompok ini. Mereka berjihad karena terdesak (Defensif) bukan ingin mencaplok atau mengacaukan sebuah negara. Semut saja di injak menggigit apalagi manusia diperlakukan seperti binatang. Jika Saudi, Qatar ataupun turki bisa memberikan dukungan pada para pejuang di Syria, sudah seharusnya perjungan para mujahidin di Myanmar ini lebih pantas untuk dibela karena ini bukan lagi masalah politik, namun masalah kemanusiaan. Bantu ARSA sampai Myanmar mengakui Rohingya sebagai warganya dan memberikan hak yang sama dengan warga myanmar lainnya.
 

Tekan Myanmar Lewat ASEAN Dan PBB untuk mengubah UU Warga Negara 

Rohingya dalam undang undang Kewarganegaraan Myanmar tidak dianggap sebagai salah satu suku resmi Myanmar. Inilah menjadi "Dasar Hukum" pemerintah Myanmar bertindak semena-mena terhadap Rohingya. Maka sudah seharusnya ASEAN Bertindak tegas dan menekan Myanmar untuk mengakui Rohingya sebagai Warganya dengan merevisi undang undang tersebut. Selama Myanmar tidak mau mengakui bahwa Rohingya adalah warganya, masalah ini tidak akan pernah selesai.Jika Myanmar tidak mau mengakui sudah seharusnya Negara ini diboikot dari sisi diplomasi dan perdagangan, kealau perlu keluarkan dari ASEAN dan PBB. tentunya ini perlu kekompakan negara negara islam di dunia untuk menekan Myanmar.

Memberikan daerah Otonom Untuk Rohingya.

Jika pemerintah Myanmar tidak mau menerima Rohingya sebagai warga, Maka dunia internasional bisa meminta Daerah otonom untuk warga rohingya. Ini juga memerlukan kekompakan negara negara dunia untuk menekan myanmar untuk memberikan daerah khusus untuk rohingya dan mereka diberi otonomi untuk mengatur daerahnya sendiri, misal membentuk propinsi Rakhine Utara yang kebanyaka muslim dan Rakhine selatan yang kebanyakan Budha.

Membuat Negara Rohingya.

Jika tidak memungkinkan memberikan daerah otonom, Pemerintah indonesia dan Negara lain bisa memberikan solusi dengan mendirikan negara baru buat Warga Rohingya, tentunya dengan jalur PBB jika memang Solusi untuk menjadi bagian dari myanmar tidak bisa dilakukan .

Solusi Terakhir 

Sebaran warga rohingya di negara selain myanmar


Jika semua langkah diatas sudah mentok dan tidak bisa, OKI (Organisasi Kerjasama Islam) sudah seharusnya memberi pertolongan kepada Warga Rohingya untuk bisa menetap di negeri mereka seperti yang telah dilakukan Saudi, Bangladesh dan Pakistan. Masih ada sekitar 1 Juta warga Rohingya yang ada di Myanmar. Saat ini Rohingya sudah tersebar keberbagai negara didunia dan yang terbesar di bangladesh sebanyak 500.000 jiwa, di Pakistan ada 360 ribu jiwa dan di  Arab saudi sebanyak 200 Ribu jiwa. Di Indonesia sendiri "hanya" ada 11 Ribuan Rohingya. Saat ini negara yang tergabung di OKI ada 57 Negara, seandainya masing masing negara menampung 20 ribu saja maka Masalah ini bisa selesai insyaAllah. Saya juga sadar tidak semudah itu dan tidak setiap negara menerima solusi ini, namun jika kita masih menganggap Rohingya adalah saudara kita, Maka inilah cara terakhir yang bisa ditempuh.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komentar Tokoh Nasional Tentang Pelarangan Cadar di UIN Sunan Kalijaga

Berikut ini adalah pendapat para tokoh Nasional tentang Pelarangan Cadar di UIN Sunan Kalijga. Fahri Idris Saya akan buka advokasi bagi mahasiswi bercadar yang merasakan dirugikan apalagi jika sampai dipecat dengan kebijakan ini. Saya turun tangan langsung. https://t.co/L8Yx87Jumd via official site https://t.co/bARvTo7oJi silahkan share karena cadar dilindungi UUD '45. #Cadar — Fahira Idris DPD RI (@fahiraidris) 6 Maret 2018 Lukman Hakim Saifudin ( Menteri Agama) Cadar itu bisa merupakan wujud pengamalan keyakinan ajaran agama bagi penggunanya, meskipun banyak juga yg meyakini itu hanyalah budaya. UIN SUKA bukan ingin mengatur sisi khilafiyah hal itu, tapi ingin menata ketentuan akademik & administratif yg menyangkut penggunaan cadar. https://t.co/cJax2OTm4Q — Lukman H. Saifuddin (@lukmansaifuddin) 9 Maret 2018 Fahri Hamzah Sultan Hamengkubuwono  X "Perlu ada kebijakan untuk mempertimbangkan lagi,"    Sultan menilai, kebijakan yang ada

Data Statistik ASN Per Juni 2023

  Data ASN 2023 Berapa sih jumlah ASN seluruh Indonesia? Jika Anda penasaran dengan pertanyaan tersebut, Anda bisa melihat gambar di atas. Gambar diambil dari buku statistik ASN Semester I tahun 2023 yang diterbitkan BKN.  Secara singkat ,  Jumlah ASN sebanyak 4.282.429 Orang yang terdiri dari PNS sebanyak 3.795.302 (89%) dan PPPK sebanyak 487.127 (11%).  Walaupun Jumlah PPPK baru 11%, namun tren PPPK akan terus meningkat seiring lebih banyaknya lowongan PPPK dibanding PNS. Hal ini dikarenakan PNS pensiun tidak  selalu di ganti dengan PNS baru namun di ganti dengan PPPK.  Dilihat dari instansinya, Jumlah PNS pusat sebanyak 22% dan jumlah ASN daerah sebanyak 78%. ASN Pusat adalah ASN yang bekerja di Kementerian, Lembaga atau Badan Negara sedangkan PNS daerah adalah PNS yang bekerja di instansi Pemerintah Daerah Tingkat I ( Provinsi) dan Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten Kota).  Catatan Menarik dari latar pendidikan ASN adalah 71% bergelar sarjana. Hal ini wajar karena sejak 10 Tah

Daftar Partai Peserta Pemilu 2024

  No Nama  Ketua Sekjen Berdiri  Website 1 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar M. Hasanuddin Wahid 23 Juli 1998 https://pkb.id 2 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto Ahmad Muzani 06 Februari 2008 http://gerindra.id 3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Megawati Sukarnoputri Hasto Kristianto 15 Februari 1999 https://pdiperjuangan.id 4 Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto Lodewijk Freidrich Paulus 20 Oktober 1964 https://partaigolkar.com 5 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh Jhonny G. Plate 26 Juli 20211 https://nasdem.id 6 Partai Buruh Said Iqbal Ferry Nurzarli 05 Oktober 2021 https://partaiburuh.or.id 7 Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Anis Matta Mahfudz Siddiq 28 Oktober 2019 https://partaigelora.id 8 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu Aboe Bakar Al-Habsyi 20 April 2002 https://pks.id 9 Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) I Gede Pasek Suardika Sri Mulyono 07 Januari 2022 https://p