Langsung ke konten utama

Budaya Kecam Mengecam


Apa syarat jadi seorang pemimpin atau presiden? Pintar, tegas, beriwibawa, berwawasan luas bijaksana dan bla bla bala...tapi ada satu syarat yang sepertinya kurang diperhatikan oleh banyak orang, yaitu Seorang pemimpin atau president harus bisa mengecam.


Tadi saya iseng mencari di google dengan kata kunci "  presiden * mengecam *". Hasilnya, dari presiden Ahmadinejad, SBY dan Obama muncul di page one. Sebenarnya saya paling sebal dengan judul berita seperti ini, Presiden fulan mengecam negara A, presiden Alan mengecam negara B. Sudah bertahun tahun berita model ini ada, terutama jika terjadi peperangan, penaniyaan, ketidakadilan dan sebagainya.


Kejadian paling sering ketika negara Adi daya dan negara maju seperti Israel melakukan serangan ke jalur gaza dan Amerika melakukan Agresi militer di Irak dan sekarang di Libya, sebagian besar kepala negara dan tokoh internasional maupun nasional akan menghiasi berita nasional dan internasional dengan kata "KECAM", "Mengecam" dan arti sejenisnya.


sebelum membahas lebih lanjut, defini kecam menurut website  artikata adalah,menyelidiki dengan teliti(1) mencamkan, mengkritik , mencela (2). Namun sepertinya arti kedua lebih dominan bukan?


Sekarang yang ingin saya tanyakan adalah? Apa sih manfaat kecam mengecam? apa efek dari yang dikecam? apa terus ketika " Presiden SBY mengecam Tindakan amerika yang melakukan ...." terus Amerika mengentikant tindakannya tadi. Contoh lain, Ban Ki Mon mengecam serangan Israel ke jalur gaza. apa terus israel menghentikan atau minimal menyesali serangannya karena di kecam oleh seorang Sekjen PBB?


Guys, kenapa sih para pemimpin negara, tokoh nasional  dan termasuk diri diri kita ini jadi Anggota NATO? No Action talk Only. Kecam mengecam ga ada manfaatnya sama sekali, kalaupun ada, hanya memberi efek 0,00000001 persen terhadap yang dikecam.


Kita tidak perlu mengecam amerika yang melakukan agresi, tidak perlu mengecam Israel yang menyerang jalur gaza dan kita tidak perlu mengecam serentetan peristiwa yang intinya memberi benih "Kecam" tumbuh. kenapa kita tidak langsung saja kasih tindakan riil, misal ketika Ada berita:" Indonesia mengecam Saudi yang membiarkan adanya pelecehan seksual terhadap TKW" kita tidak perlu mengecam, cukup, TARIK SEMUA TKW di saudi, berita lain:" pemerintah mengecam tindakan polisi malaysia terhadap TKI indonesia", tidak perlu " cukup, tarik semua TKI indonesia", atau minimal, bekukan tuh XL malaysia, atau Nasionalisasi saja jadi milik negara.


Indonesia mengecam amerika karena...." ah sudah sudah..saya sudah MUAK dengan kecam mengecam, lakukan tindakan rial, ambil alih Exxon dan Freeport  dan nasionalisasi, putus hubungan diplomatik Selesai. FUCK!!!!


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komentar Tokoh Nasional Tentang Pelarangan Cadar di UIN Sunan Kalijaga

Berikut ini adalah pendapat para tokoh Nasional tentang Pelarangan Cadar di UIN Sunan Kalijga. Fahri Idris Saya akan buka advokasi bagi mahasiswi bercadar yang merasakan dirugikan apalagi jika sampai dipecat dengan kebijakan ini. Saya turun tangan langsung. https://t.co/L8Yx87Jumd via official site https://t.co/bARvTo7oJi silahkan share karena cadar dilindungi UUD '45. #Cadar — Fahira Idris DPD RI (@fahiraidris) 6 Maret 2018 Lukman Hakim Saifudin ( Menteri Agama) Cadar itu bisa merupakan wujud pengamalan keyakinan ajaran agama bagi penggunanya, meskipun banyak juga yg meyakini itu hanyalah budaya. UIN SUKA bukan ingin mengatur sisi khilafiyah hal itu, tapi ingin menata ketentuan akademik & administratif yg menyangkut penggunaan cadar. https://t.co/cJax2OTm4Q — Lukman H. Saifuddin (@lukmansaifuddin) 9 Maret 2018 Fahri Hamzah Sultan Hamengkubuwono  X "Perlu ada kebijakan untuk mempertimbangkan lagi,"    Sultan menilai, kebijakan yang ada

Data Statistik ASN Per Juni 2023

  Data ASN 2023 Berapa sih jumlah ASN seluruh Indonesia? Jika Anda penasaran dengan pertanyaan tersebut, Anda bisa melihat gambar di atas. Gambar diambil dari buku statistik ASN Semester I tahun 2023 yang diterbitkan BKN.  Secara singkat ,  Jumlah ASN sebanyak 4.282.429 Orang yang terdiri dari PNS sebanyak 3.795.302 (89%) dan PPPK sebanyak 487.127 (11%).  Walaupun Jumlah PPPK baru 11%, namun tren PPPK akan terus meningkat seiring lebih banyaknya lowongan PPPK dibanding PNS. Hal ini dikarenakan PNS pensiun tidak  selalu di ganti dengan PNS baru namun di ganti dengan PPPK.  Dilihat dari instansinya, Jumlah PNS pusat sebanyak 22% dan jumlah ASN daerah sebanyak 78%. ASN Pusat adalah ASN yang bekerja di Kementerian, Lembaga atau Badan Negara sedangkan PNS daerah adalah PNS yang bekerja di instansi Pemerintah Daerah Tingkat I ( Provinsi) dan Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten Kota).  Catatan Menarik dari latar pendidikan ASN adalah 71% bergelar sarjana. Hal ini wajar karena sejak 10 Tah

Daftar Partai Peserta Pemilu 2024

  No Nama  Ketua Sekjen Berdiri  Website 1 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar M. Hasanuddin Wahid 23 Juli 1998 https://pkb.id 2 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto Ahmad Muzani 06 Februari 2008 http://gerindra.id 3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Megawati Sukarnoputri Hasto Kristianto 15 Februari 1999 https://pdiperjuangan.id 4 Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto Lodewijk Freidrich Paulus 20 Oktober 1964 https://partaigolkar.com 5 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh Jhonny G. Plate 26 Juli 20211 https://nasdem.id 6 Partai Buruh Said Iqbal Ferry Nurzarli 05 Oktober 2021 https://partaiburuh.or.id 7 Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Anis Matta Mahfudz Siddiq 28 Oktober 2019 https://partaigelora.id 8 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu Aboe Bakar Al-Habsyi 20 April 2002 https://pks.id 9 Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) I Gede Pasek Suardika Sri Mulyono 07 Januari 2022 https://p